Jakarta - Laskar News, Dwi (30), salah satu pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta Selatan, menilai tuntutan yang akan disampaikan dalam demo 179 Ojol pada Rabu (17/9/2025) tidak masuk akal. Pasalnya, tuntutan seperti penghapusan skema Aceng (di Gojek), Slot (di Grab), dan lain-lain terlalu berat untuk pengemudi hanya berstatus sebagai mitra.
“Menurut aku itu tuntutannya terlalu berat. Maksudnya kami sebagai mitra enggak bisa menuntut menghapus itu. Kalau kami mendemo aplikasi tuh, ‘Lu punya kuasa apa?’ gitu,” kata Dwi kepada wartawan, Selasa (16/9/2025).
Dwi juga menilai program yang dituntut untuk dihapus sebenarnya tidak sepenuhnya merugikan pengemudi. Sebab, program Slot atau Aceng banyak diminati pelanggan.
“Karena memang kalau Slot, Aceng, dan sebagainya, itu emang gacor orderannya, sama saja sih, cuma beda tarif rendah saja,” kata Dwi. Pengemudi ojol lainnya, Dimas (30), memilih tidak ikut demo besok. Senada dengan Dwi, Dimas sering kali menemukan pelanggan yang lebih memilih promo dengan tarif rendah sehingga tuntutan lain seperti pemotongan komisi aplikator menjadi 10 persen justru bisa menyulitkan pengemudi.
“Customer pun notabene selalu memilih layanan diskon. Kalau potongan dipangkas, mereka akan tetap cari ke yang lebih murah,” kata dia. Menurut Dimas, potongan 20 persen saat ini sudah cukup ideal, mengingat benefit lain yang diterimanya.
“Karena potongan 20 persen saat ini dipakai aplikator kan untuk promo customer juga, terus juga untuk diskon perbaikan kendaraan, asuransi jiwa, banyak,” jelas dia.
Ia khawatir, sejumlah manfaat tersebut bisa hilang jika potongan diturunkan menjadi 10 persen. Meskipun berbeda pendapat dengan para pengemudi lain yang akan melaksanakan demo, Dimas menghargai suara mereka. Dimas akan tetap menerima pesanan dengan titik jauh dari lokasi aksi.
“Iya aku tetap onbid sih. Menghormati yang sedang menyampaikan pendapat, mungkin bakal menjauh dari titik aksi saja,” kata dia.
(M. Ali)