Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Hosting Unlimited Indonesia

Iklan

Hosting Unlimited Indonesia

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sejarah Pasar Pabean Surabaya, Pusat Perdagangan Modern Sejak Era Kolonial

| November 04, 2024 | 0 Views Last Updated 2024-11-04T08:43:28Z


Surabaya - Laskar News, Pasar Pabean merupakan salah satu pasar tua di Surabaya. Pasar Pabean sudah ada sejak 1849. Pasar ini terletak di bangunan tua di Jalan Songoyudan, Pabean Cantian, yang dulunya merupakan kawasan Melayu. Bersebelahan dengan Jalan KH Mas Mansyur (duludikenal sebagai Kampementstraat), sebuah area yang dihuni oleh komunitas Arab.
Pasar Pabean terkenal sebagai pasar ikan dan rempah-rempah. Hingga saat ini, Pasar Pabean tetap menjadi ikon pasar ikan terbesar di Jawa Timur, berkat sejarahnya yang strategis dekat dengan Pelabuhan Rakyat (Pelra) Kalimas di kawasan Tanjung Perak.

Sejarawan Begandring Soerabaia, Shohibuddin mengatakan bahwa nama Pasar Pabean diambil dari nama kampung di mana pasar tersebut didirikan, yakni Pabean. Penamaan tersebut sama dengan Pasar Ampel, Pasar Peneleh dan Pasar Pegirian.

"Pada storyboard yang menempel di dinding Pasar Pabean tertulis Pasar Pabean telah ada sejak 1849 yang awalnya berbentuk pasar krempyeng seperti pasar di desa pada umumnya. Bangunannya terdiri dari 3-4 saf bangunan krempyeng yang berbatasan dengan jalan kampung," ujar Shohibuddin ketika dikonfirmasi awak media, Senin (4/11/2024).

"Terkait yang dijual apa saja di sana tentunya sesuai perkembangan zaman, Kalo dulu mungkin semua dijual baik rempah, palawija, sandang, hingga ikan segar. Kalo sekarang banyak didominasi brambang (bawang merah) dan bawang putih," sambungnya.

Di tahun 1938, Pemerintah kolonial melakukan pembangunan pada Pasar Pabean yang sebelumnya berkontruksi kayu/krempyeng dirubah menjadi kontruksi beton dengan gaya arsitektur art deco mengikuti tren kala itu.

"Mungkin pemerintah Belanda saat itu ingin menghilangkan kesan kumuh dan istilahnya diupgrade ke bentuk yang modern. Tapi kawasan kami di Ampel ini terdapat 3 pasar tradisional selain Pabean, yakni Pasar Ampel dan Pasar Pegirian," tegasnya.

Apalagi, di kawasan lain ada pula Pasar Tunjungan. Sehingga, Shohib tidak bisa menyebut secara pasti apakah Pasar Pabean masuk kategori kawasan pasar modern atau tidak. Dan Pasar Pabean sering menjadi tolak ukur naik turunnya harga komoditi terhadap pasar lain.


"Misalnya jika di pasar pabean harga naik, maka di pasar lain dipastikan ikut naik, begitu juga sebaliknya," terang dia.

Shohib menjelaskan kondisi Pasar Pabean saat ini sangat jauh dengan kondisi yang dulu. Pada masa kolonial, Pasar Pabean belum tertata rapi dari pintu timur di Jalan Songoyudan hingga sebelah barat Jalan Panggung.

"Sangat jauh berbeda, kalo saya melihat foto lama juga cerita warga Pasar Pabean batas-batasnya jelas antara perkampungan dengan pasar. Sedangkan kondisi saat ini Pasar Pabean seolah-olah tidak memiliki batas ruang yang jelas antara pasar dengan perkampungan warga," urainya.

Namun, seiring berkembangnya zaman, terdapat aturan nasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Sehingga, pengelolaan Pasar Pabean menjadi wewenang Dinas Pasar di bawah Pemkot Surabaya.

"Sejak pasca kemerdekaan itu, sekitar tahun 1950-an terdapat aturan nasionalisasi oleh pemerintah RI saat itu. Nah, akhirnya pengelolaan Pasar Pabean menjadi wewenang Dinas Pasar di bawah Pemkot Surabaya. Lalu, tahun 1980-an berubah nama menjadi PD Pasar," pungkasnya.




Reporter : D. Sujoko
Editor      : Eko SH
Sumber   : detikjatim
×
Berita Terbaru Update