Jakarta - Laskar News, Sosok Mas Aboekassan Atmodirono dikenal sebagai arsitek pertama di Indonesia. Aboekassan, punya nama tersohor kala masa kolonial Belanda karena merupakan arsitek pertama yang diakui kala itu.
Penelusuran awak media, tak banyak catatan sejarah yang merekam bangunan apa saja yang pembangunannya diotaki oleh pria kelahiran Wonosobo ini. Namun, ada satu yang paling diingat dan namanya cukup terkenal, yaitu Monumen Pers Nasional di Surakarta, Jawa Tengah.
Gedung yang pada masa kolonial bernama Sosieteit Mangkunegaran Sasana Soeka ini dibangun pada 1918. Aboekassan kala itu didapuk membuat rancangan yang kemudian diserahkan ke Mangkunegaran VII pada 1917 sebelum mulai dibangun.
Hasil karya lelaki kelahiran 18 Maret 1860 ini bisa dibilang cukup unik karena memadukan gaya arsitektur khas Hindu-Buddha dengan Eropa. Ciri khas Hindu-Buddha terlihat dari ornamen bagian atas bangunan yang dibangun menyerupai stupa serta bagian dinding yang tampak tersusun dari batu andesit.
Sementara jendela, pintu serta langit-langit dibuat bergaya art deco mengiblat kultur Eropa.
Pada anak tangga hingga pintu masuk bangunan tersebut, ada empat naga yang memanjang ke depan. Keempat naga itu bernama Catur Manggala Kura yang berfungsi sebagai ornamen demi mempercantik bangunan.
Dilansir dari situs Pemerintah Kota Surakarta, pada tahun 1933 Monumen Pers Nasional menjadi saksi bisu terbentuknya radio Republik pertama Indonesia yaitu Solosche Radio Vereeniging.
Gedung ini telah mengalami beberapa kali alih fungsi. Misalnya, pada pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai klinik perawatan tentara dan pada masa revolusi nasional menjadi kantor Palang Merah Indonesia.
Pada 9 Februari 1946 terbentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di gedung ini. Lalu 10 tahun kemudian, beberapa wartawan kenamaan Indonesia menyarankan agar mendirikan sebuah yayasan yang menaungi pers nasional. Yayasan ini kemudian baru diresmikan pada 22 Mei 1956 dengan sebagian besar koleksi museum merupakan hasil sumbangan dari Soedarjo Tjokrosisworo.
Nama Monumen Pers Nasional sendiri, ditetapkan pada tahun 1973 dan kemudian lahan serta bangunan gedung Monumen Pers disumbangkan kepada pemerintah di tahun 1977. Monumen ini kemudian dibuka secara resmi oleh Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, pada 9 Februari 1978.
Reporter : M. Ali
Editor : Eko SH
Sumber : detikProperti