Mojokerto - Laskar News, Nama Wali Penadaran mungkin tak begitu populer di telinga masyarakat, terlebih warga di luar Mojokerto. Makam putra tumenggung zaman Kerajaan Majapahit itu juga tersembunyi. Ulama yang satu ini dikenal dengan ajarannya yang melarang sifat sombong.
Makam Wali Penadaran terletak di Dusun Sumberame, Desa Sumberwono, Bangsal, Mojokerto. Lokasinya berada di tengah kebun tebu yang cukup jauh dari permukiman penduduk. Persis di depannya merupakan kompleks makam umum Dusun Sumberame dan Sumbersono.
Di atas lahan 1 hektare aset Dusun Sumberame ini berisi banyak makam kuno yang disebut kompleks makam keluarga Tumenggung Prawiro Seno. Suasananya sangat asri sebab ditumbuhi banyak pepohonan besar, seperti jati, beringin dan kecacil. Terdapat mushala, kamar mandi, balai untuk istirahat peziarah, hingga warung kopi di dalamnya.
"Tumenggung Prawiro Seno adalah tumenggung wilayah Bangsal zaman Majapahit. Itu cerita kakek saya," kata juru kunci kompleks makam Tumenggung Prawiro Seno, Suyono (48) kepada wartawan di lokasi, Kamis (21/3/2024).
Makam Tumenggung Prawiro Seno berada di bagian utara kompleks makam. Di tengah areanya ditumbuhi pohon besar jenis jati dan kecacil. Sebelah timurnya adalah makam Eyang Gimbal, kakek sang tumenggung. Sedangkan sebelah baratnya makam Putri Ayu, anak sang tumenggung. Ketiga makam dikeliling pagar berhiaskan Surya Majapahit yang dipercaya sebagai lambang Kerajaan Majapahit.
"Kalau kumpulan makam di sebelah selatannya itu makam wali juga, Mbah Khasan dan Khusen dan anak-anaknya," terang Suyono.
Di sebelah selatan makam Wali Pendaran terdapat makam yang dikelilingi pagar. Yaitu makam Tumenggung Prawiro Sakti yang juga tumenggung zaman Majapahit. Menurut Suyono, Prawiro Sakti merupakan putra Tumenggung Prawiro Seno. Begitu pula Wali Penadaran.
"Wali Penadaran adiknya Tumenggung Prawiro Sakti. Mbah Seno masih Hindu, kalau Wali Penadaran muslim, dakwahnya di sekitar sini," jelasnya.
Kompleks makam Tumenggung Prawiro Seno, kata Suyono, dipugar tahun 1986 oleh peziarah yang hajatnya terkabul. Menurutnya, kompleks makam ini biasa ramai peziarah pada malam Jum'at. Mereka datang dari Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya dan Kediri dengan berbagai tujuan.
Sedangkan Suyono merupakan generai keempat juru kunci kompleks makam keluarga Tumenggung Prawiro Seno. Profesi juru kunci ia warisi secara turun-temurun dari kakek buyutnya Dermo, kakeknya Wirjo, lalu ibunya Kasti. Sepeninggal ibunya sekitar 2 bulan lalu, ia fokus merawat makam ini.
"Sejak ibu meninggal, saya fokus di sini. Sebelum itu masih kerja jadi tukang gergaji pohon keliling dan sopir truk," tandasnya. (rofid)